BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Dalam
kemajuan teknologi saat ini, lapangan pekerjaan sudah menggunakan
teknologi-teknologi yang canggih dan serba praktis. Namun, suatu saat manusia
akan jenuh dengan lapangan pekerjaan yang serba canggih tanpa memperhatikan
nilai seni. Dengan adanya kunjungan kewirausahaan ke PT Dagadu dan Tom’s Silver
memberikan pengetahuan tersendiri kepada kami, bahwa di PT Dagadu dan Tom’s
Silver selain sebagai tempat kunjungan wisata juga merupakan lapangan usaha .
Produk-produk
Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan keunikan
Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Di antaranya ialah tentang prajurit
Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Transportasi di Yogyakarta, bahasa slang di
Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sejak awal kelahirannya, Dagadu Djokdja sudah
memposisikan diri sebagai produk cinderamata alternatif dari Djokdja.
Tom’s Silver
menghasilkan dan menjual berbagai kerajinan perak diantaranya
perhiasan-perhiasan dan juga alat musik gamelan. Selain itu, Tom’s Silver ini
juga memiliki usaha sampingan yaitu usaha furniture yang sangat menggambarkan
kesenian budaya di Yogyakarta.
Kunjungan ke
PT Dagadu dan Tom’s Silver ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, karena
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang budaya jogja dan kerajian perak serta menumbuhkan motivasi
untuk menjadi wirausaha yang sukses.
2.
Maksud dan Tujuan Kegiatan
Maksud dan
tujuan kunjungan ke PT Dagadu dan Tom’s Silver adalah sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui sejarah berdirinya perusahaan
b. Untuk
mengetahui peluang pemasaran dari produk dagadu
c. Untuk
mengetahui kegiatan di kerajinan perak
d. Untuk
mengetahui proses pembuatan kerajinan perak
e. Untuk
mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan
f. Untuk
menumbuhkan motivasi wirausaha bagi mahasiswa
3.
Manfaat Kegiatan
Dalam
kegiatan kunjungan ke Tom’s Silver memberikan manfaat bagi mahasiswa
diantaranya :
a. Menambah
inspirasi mahasiswa untuk berwirausaha
b. Sebagai
sarana rekreasi bagi mahasiswa
4.
Sistematika Pembahasan
Dalam laporan ini kami akan membahas
mengenai Nama Perusahaan
a. Sejarah
Perusahaan
b. Produk
Perusahaan
c. Pemasaran Perusahaan
d. Manfaat
Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Sejarah Perusahaan
1. PT
Dagadu
Dagadu
pertama kali digagas oleh 25 orang yang merupakan mahasiswa dan alumni
mahasiswa arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun
1994. Perusahaan yang menaungi produk-produk berlabel Dagadu ialah PT. Aseli
Dagadu Djokdja yang didirikan pada 4 Januari 1994. Para pendiri Dagadu yang
sebanyak 25 orang itu memiliki minat yang sama di bidang kepariwisataan dan
perkotaan. Mereka sering berkumpul bersama dan akhirnya mewujudkan keinginan
untuk membuat sebuah ciri khas baru tentang Yogyakarta dalam hal cinderamata.
Akhirnya mereka membuka counter penjualan Dagadu pertama kali di Lower Ground Malioboro Mall,
Yogyakarta. Modal awal yang digunakan dalam pendirian Dagadu ialah sebesar 4
juta rupiah.
Minat
terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, kegemaran di bidang desain
grafis, khususnya kaos, diskusi tentang teori dan realitas yang kerap dilakukan
merupakan faktor internal pendorong didirikannya PT. Aseli Dagadu Djokdja. Dari
sisi eksternal, adanya penawaran untuk berjualan di Mall Malioboro menjadi
sebuah kesempatan menjual kaos. Kaos menjadi pilihan karena produk
inilah yang paling familiar dengan mereka saat itu. Awalnya pangsa pasar Dagadu
ialah poara mahasiswa, maka peroduk-produk awalnya berupa t-shirt dan kaos khas
Yogya lainnya.
2. Tom’s
Silver
Siapa yang
tak kenal kerajinan perak dari Kotagede, Yogyakarta? Di salah satu jalan yang
dahulu cuma cukup untuk jalan kuda, nama Tom’s Silver telah sampai mancanegara
dan dicari para turis. Siapa yang menyangka kalau kerajinan perak ini berawal
dari kesulitan hasil bumi yang melanda petani Kotagede. Mungkin ini yang
namanya blessing in disguised, dalam kesusahan muncul kreativitas pembawa
berkah, berupa pesanan dari Keraton Yogyakarta.
Awalnya para
petani ini hanya menatah logam untuk peralatan makan dengan mencontoh gambar
dan produk dari Belanda. Salah satu keturunannya adalah Sutomo Sastrodiwarno
yang kemudian mendirikan bengkel kerajinan perak dengan 25 perajin. Kelak
bengkel ini menjadi Sutomo Silver, lantas di mancanegara lebih dikenal dengan
Tom’s Silver.
Pada tahun
1972, Tom memulai ekspor perdananya. Tapi jangan membayangkan dengan pengapalan
dan sebagainya, melainkan dengan tas kopor alias ditenteng. Ekspor peralatan
makan dengan tas kopor itu bahkan pernah mencapai 100 lusin sendok makan.
Berikutnya ekspor mulai disertai perhiasan dan miniatur perak sekitar 25
persen. Ketika Sutomo menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah
Istimewa Yogyakarta, mulailah ekspor Tom’s Silver mengenal letter of credit
(L/C). Ekspor kerajinan perak berupa peralatan makan tetap dominan, tapi juga
diikuti dengan furniture.
b.
Produk Perusahaan
1. PT Dagadu
Produk-produk
Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan keunikan
Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Di antaranya ialah tentang prajurit
Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Transportasi di Yogyakarta, bahasa slang di
Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sejak awal kelahirannya, Dagadu Djokdja sudah
memposisikan diri sebagai produk cinderamata alternatif dari Djokdja.
Pertimbangan
pemilihan kaos oblong sebagai produk utama Dagadu tak lepas dari orientasi
kegiatan wirausaha ini. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kegiatan
wirausaha yang cenderung merupakan wahana penyaluran minat ketimbang sarana
pencapaian laba, ini mengakibatkan perhatian pada sisi penawaran melebihi
perhatian pada sisi permintaan. Pada gilirannya, hal ini berpengaruh pada pemilihan
produk utama, yang secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
·
Pertama, pengalaman merancang grafis
(yang dapat diterapkan pada media semacam kaos oblong) telah dimiliki oleh para
personel kelompok ini berkat kegiatan mereka selama tergabung dalam Keluarga
Mahasiswa Teknik Arsitektur UGM,
·
Kedua, proses produksi kaos oblong
cenderung mudah dan murah. Hal ini penting mengingat keterbatasan modal yang
ada,
·
Ketiga, kaos oblong merupakan media
yang sangat fleksibel untuk bermain-main dalam mengungkapkan gagasan tematik
maupun gagasan visual-grafis.
Djokdja
selalu menjadi tema sentral produk Dagadu Djokdja. Everything about
Djokdja. Ya tentang artefaknya, bahasanya, kultur kehidupannya, maupun
peristiwa keseharian yang terjadi di dalamnya. Terdapat beberapa merek kaus
oblong terkenal lainnya seperti C59 di Bandung serta Joger di Bali. Di daerah
lain, juga ada kaus oblong yang identik dengan daerah itu, meski tak setenar
tiga merek di atas. Seperti Cak Cuk Suroboyo dari Surabaya, Menza dari Pringsewu
Lampung, Nyenyes dari Palembang, serta Begenjoh dari Tenggarong, Kutai
Kartanegara.
2. Tom’s Silver
Mulai tahun
1995, Sutomo mewariskan Tom’s Silver pada Nevi yang semula memegang kendali
perkebunan teh dan kopi keluarga. Nevi merupakan generasi keempat perajin perak
di Kotagede ini. Di tangan Nevi, Tom’s Silver kian rajin mengikuti berbagai
pameran. Kali ini tidak hanya di dalam negeri, tapi melalui BPEN menjadi
peserta pameran di Belanda. Di sini Tom’s Silver mendapat buyer besar sampai
berhasil melewati krisis moneter di tahun 1997-1998. Bahkan hingga kini buyer
itulah menjadi perantara untuk memasok cendera mata Tom’s Silver di Bandar
Udara Schiphol dan berbagai tempat di Belanda serta Laffayette di Prancis.
Eropa
menjadi tujuan ekspor terbesar Tom’s Silver dengan barometer desain pada kota
Paris dan London secara bergantian. Sekarang Tom’s Silver tengah kebanjiran
permintaan dari Ukraina. Bahkan Swarovski pun kini memesan beberapa desain
dekoratif dari Tom’s Silver. Dengan teknologi radium platinum, Nevi beranjak
tidak sekadar menyajikan kerajinan perak.
Kendati
masih mempertahankan kerajinan buatan tangan (handmade), Nevi juga bergerak
pada produksi massal. Ia menawarkan cincin kelulusan (graduate ring).
“Kami sudah mendapat pesanan 1.500-2.000 graduate ring dari Harvard (University),” ujar Nevi. Kreativitas dan inovasi terus-menerus Tom’s Silver tampaknya bisa menjadi contoh bagi UKM untuk menjadi besar dan menembus pasar global. (mega Christina)
“Kami sudah mendapat pesanan 1.500-2.000 graduate ring dari Harvard (University),” ujar Nevi. Kreativitas dan inovasi terus-menerus Tom’s Silver tampaknya bisa menjadi contoh bagi UKM untuk menjadi besar dan menembus pasar global. (mega Christina)
c.
Pemasaran Produk
1. PT Dagadu
Dalam
memasarkan produk-produknya, Dagadu membuat 3 jenis gerai, yaitu gerai statis,
unit layanan cepat, dan gerai maya. Terdapat 3 gerai statis yang berlokasi di
Malioboro Mall, Jalan Gedongkuning, dan Ambarukmo Plaza. Di MalioboroMall
gerainya bernama UGD (Unit Gawat Dagadu), di Jalan Gedongkuning bernama Yogyatorium, dan di Ambarukmo Plaza
bernama DPRD (Djawatan Pelayanan Resmi Dagadu). Sebelumnya Dagadu juga memiliki
gerai statis di Pakuningratan yang bernama Posyandu (Pos Pelayanan Dagadu).
Gerai mobil Unit Layanan Cepat (ULC) untuk melayani permintaan khusus.
Sementara gerai maya disebut dengan Pesawat yang merupakan singkatan dari
pesanan lewat kawat. Sementara ini, gerai statis di Ambarukmo Plaza ditutup
untuk kemudian disiapkan konsep dan nama baru.
2. Tom’s Silver
Tidak
berhenti pada ekspor produk saja, mulai tahun 1985 Tom’s Silver meraih
penghargaan dari Trade Leader Club. Selanjutnya, bekerja sama dengan biro
perjalanan luar negeri, Sutomo menjadikan bengkel dan tokonya sebagai ajang
wisata belanja.
d.
Manfaat Perusahaan
Dalam kegiatan
usahanya, PT Dagadu dan Tom’s silver sangat membantu memperbaiki tingkat
perekonomian masyarakat pada khususnya dan Negara pada umumnya. Adapun
manfaatnya adalah sebagai berikut:
- Bagi pemerintah:
- Memberikan tambahan pemasukan negara, dalam hal ini barang yang di ekspor akan memberikan devisa bagi negara.
- Membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran.
- Bagi masyarakat:
- Membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
- Memberikan lapangan pekerjaan, yang dapat digunakan masyarakat sabagai sumber mata pencarian hidupnya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kunjungan ke PT DAGADU dan perusahaan perak Tom’s Silver yang kami lakukan
memberi manfaat sbb :
1. Memperoleh
pengetahuan tentang budaya budaya jogja yang menginspirasi perusahaan Dagadu
untuk menuangkannya ke dalam sablonan kaos.
- Memperoleh pengetahuan tentang barang-barang kerajinan perak yang kami dapatkan dari hasil wawancara terhadap karyawan Tom’s silver dan hasil dari pengamatan langsung yang kami lakukan.
- Memberi Inspirasi kepada kami sebagai mahasiswa informatika untuk membuat desain yang bertemakan tentang budaya daerah.
- Memberi inspirasi kepada kami untuk membuka usaha serupa karena barang-barang dari perak memiliki harga jual yang tinggi sehingga keuntungan yang di dapat akan tinggi pula
- Sebagai sarana rekreasi bagi kami maupun wisatawan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar