Kamis, 25 Juni 2015

Contoh Laporan Kunjungan Industri Ke PT.Dagadu

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Dalam kemajuan teknologi saat ini, lapangan pekerjaan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang canggih dan serba praktis. Namun, suatu saat manusia akan jenuh dengan lapangan pekerjaan yang serba canggih tanpa memperhatikan nilai seni. Dengan adanya kunjungan kewirausahaan ke PT Dagadu dan Tom’s Silver memberikan pengetahuan tersendiri kepada kami, bahwa di PT Dagadu dan Tom’s Silver selain sebagai tempat kunjungan wisata juga merupakan lapangan usaha .

Produk-produk Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan keunikan Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Di antaranya ialah tentang prajurit Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Transportasi di Yogyakarta, bahasa slang di Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sejak awal kelahirannya, Dagadu Djokdja sudah memposisikan diri sebagai produk cinderamata alternatif dari Djokdja.
Tom’s Silver menghasilkan dan menjual berbagai kerajinan perak diantaranya perhiasan-perhiasan dan juga alat musik gamelan. Selain itu, Tom’s Silver ini juga memiliki usaha sampingan yaitu usaha furniture yang sangat menggambarkan kesenian budaya di Yogyakarta.
Kunjungan ke PT Dagadu dan Tom’s Silver ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, karena memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang budaya jogja dan  kerajian perak serta menumbuhkan motivasi untuk menjadi wirausaha yang sukses.
2.      Maksud dan Tujuan Kegiatan
Maksud dan tujuan kunjungan ke PT Dagadu dan Tom’s Silver adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui sejarah berdirinya perusahaan
b.      Untuk mengetahui peluang pemasaran dari produk dagadu
c.       Untuk mengetahui kegiatan di kerajinan perak
d.      Untuk mengetahui proses pembuatan kerajinan perak
e.       Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan
f.       Untuk menumbuhkan motivasi wirausaha bagi mahasiswa

3.      Manfaat Kegiatan
Dalam kegiatan kunjungan ke Tom’s Silver memberikan manfaat bagi mahasiswa diantaranya :
a.       Menambah inspirasi mahasiswa untuk berwirausaha
b.      Sebagai sarana rekreasi bagi mahasiswa

4.      Sistematika Pembahasan
Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai Nama Perusahaan
a.       Sejarah Perusahaan
b.      Produk Perusahaan
c.       Pemasaran  Perusahaan
d.      Manfaat Perusahaan










BAB II
PEMBAHASAN
a.       Sejarah Perusahaan
1.      PT Dagadu
Dagadu pertama kali digagas oleh 25 orang yang merupakan mahasiswa dan alumni mahasiswa arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1994. Perusahaan yang menaungi produk-produk berlabel Dagadu ialah PT. Aseli Dagadu Djokdja yang didirikan pada 4 Januari 1994. Para pendiri Dagadu yang sebanyak 25 orang itu memiliki minat yang sama di bidang kepariwisataan dan perkotaan. Mereka sering berkumpul bersama dan akhirnya mewujudkan keinginan untuk membuat sebuah ciri khas baru tentang Yogyakarta dalam hal cinderamata. Akhirnya mereka membuka counter penjualan Dagadu pertama kali di Lower Ground Malioboro Mall, Yogyakarta. Modal awal yang digunakan dalam pendirian Dagadu ialah sebesar 4 juta rupiah.
Minat terhadap bidang kepariwisataan dan perkotaan, kegemaran di bidang desain grafis, khususnya kaos, diskusi tentang teori dan realitas yang kerap dilakukan merupakan faktor internal pendorong didirikannya PT. Aseli Dagadu Djokdja. Dari sisi eksternal, adanya penawaran untuk berjualan di Mall Malioboro menjadi sebuah kesempatan menjual kaos. Kaos menjadi pilihan karena produk inilah yang paling familiar dengan mereka saat itu. Awalnya pangsa pasar Dagadu ialah poara mahasiswa, maka peroduk-produk awalnya berupa t-shirt dan kaos khas Yogya lainnya.

2.      Tom’s Silver
Siapa yang tak kenal kerajinan perak dari Kotagede, Yogyakarta? Di salah satu jalan yang dahulu cuma cukup untuk jalan kuda, nama Tom’s Silver telah sampai mancanegara dan dicari para turis. Siapa yang menyangka kalau kerajinan perak ini berawal dari kesulitan hasil bumi yang melanda petani Kotagede. Mungkin ini yang namanya blessing in disguised, dalam kesusahan muncul kreativitas pembawa berkah, berupa pesanan dari Keraton Yogyakarta.
Awalnya para petani ini hanya menatah logam untuk peralatan makan dengan mencontoh gambar dan produk dari Belanda. Salah satu keturunannya adalah Sutomo Sastrodiwarno yang kemudian mendirikan bengkel kerajinan perak dengan 25 perajin. Kelak bengkel ini menjadi Sutomo Silver, lantas di mancanegara lebih dikenal dengan Tom’s Silver.
Pada tahun 1972, Tom memulai ekspor perdananya. Tapi jangan membayangkan dengan pengapalan dan sebagainya, melainkan dengan tas kopor alias ditenteng. Ekspor peralatan makan dengan tas kopor itu bahkan pernah mencapai 100 lusin sendok makan. Berikutnya ekspor mulai disertai perhiasan dan miniatur perak sekitar 25 persen. Ketika Sutomo menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah Istimewa Yogyakarta, mulailah ekspor Tom’s Silver mengenal letter of credit (L/C). Ekspor kerajinan perak berupa peralatan makan tetap dominan, tapi juga diikuti dengan furniture.
b.      Produk Perusahaan
1.      PT Dagadu
Produk-produk Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan keunikan Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Di antaranya ialah tentang prajurit Kraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Transportasi di Yogyakarta, bahasa slang di Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sejak awal kelahirannya, Dagadu Djokdja sudah memposisikan diri sebagai produk cinderamata alternatif dari Djokdja.
Pertimbangan pemilihan kaos oblong sebagai produk utama Dagadu tak lepas dari orientasi kegiatan wirausaha ini. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kegiatan wirausaha yang cenderung merupakan wahana penyaluran minat ketimbang sarana pencapaian laba, ini mengakibatkan perhatian pada sisi penawaran melebihi perhatian pada sisi permintaan. Pada gilirannya, hal ini berpengaruh pada pemilihan produk utama, yang secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
·         Pertama, pengalaman merancang grafis (yang dapat diterapkan pada media semacam kaos oblong) telah dimiliki oleh para personel kelompok ini berkat kegiatan mereka selama tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Teknik Arsitektur UGM,
·         Kedua, proses produksi kaos oblong cenderung mudah dan murah. Hal ini penting mengingat keterbatasan modal yang ada,
·         Ketiga, kaos oblong merupakan media yang sangat fleksibel untuk bermain-main dalam mengungkapkan gagasan tematik maupun gagasan visual-grafis.
Djokdja selalu menjadi tema sentral produk Dagadu Djokdja. Everything about Djokdja. Ya tentang artefaknya, bahasanya, kultur kehidupannya, maupun peristiwa keseharian yang terjadi di dalamnya. Terdapat beberapa merek kaus oblong terkenal lainnya seperti C59 di Bandung serta Joger di Bali. Di daerah lain, juga ada kaus oblong yang identik dengan daerah itu, meski tak setenar tiga merek di atas. Seperti Cak Cuk Suroboyo dari Surabaya, Menza dari Pringsewu Lampung, Nyenyes dari Palembang, serta Begenjoh dari Tenggarong, Kutai Kartanegara.
2.      Tom’s Silver
Mulai tahun 1995, Sutomo mewariskan Tom’s Silver pada Nevi yang semula memegang kendali perkebunan teh dan kopi keluarga. Nevi merupakan generasi keempat perajin perak di Kotagede ini. Di tangan Nevi, Tom’s Silver kian rajin mengikuti berbagai pameran. Kali ini tidak hanya di dalam negeri, tapi melalui BPEN menjadi peserta pameran di Belanda. Di sini Tom’s Silver mendapat buyer besar sampai berhasil melewati krisis moneter di tahun 1997-1998. Bahkan hingga kini buyer itulah menjadi perantara untuk memasok cendera mata Tom’s Silver di Bandar Udara Schiphol dan berbagai tempat di Belanda serta Laffayette di Prancis.
Eropa menjadi tujuan ekspor terbesar Tom’s Silver dengan barometer desain pada kota Paris dan London secara bergantian. Sekarang Tom’s Silver tengah kebanjiran permintaan dari Ukraina. Bahkan Swarovski pun kini memesan beberapa desain dekoratif dari Tom’s Silver. Dengan teknologi radium platinum, Nevi beranjak tidak sekadar menyajikan kerajinan perak.
Kendati masih mempertahankan kerajinan buatan tangan (handmade), Nevi juga bergerak pada produksi massal. Ia menawarkan cincin kelulusan (graduate ring).
“Kami sudah mendapat pesanan 1.500-2.000 graduate ring dari Harvard (University),” ujar Nevi. Kreativitas dan inovasi terus-menerus Tom’s Silver tampaknya bisa menjadi contoh bagi UKM untuk menjadi besar dan menembus pasar global. (mega Christina)
c.       Pemasaran Produk
1.      PT Dagadu
Dalam memasarkan produk-produknya, Dagadu membuat 3 jenis gerai, yaitu gerai statis, unit layanan cepat, dan gerai maya. Terdapat 3 gerai statis yang berlokasi di Malioboro Mall, Jalan Gedongkuning, dan Ambarukmo Plaza. Di MalioboroMall gerainya bernama UGD (Unit Gawat Dagadu), di Jalan       Gedongkuning bernama Yogyatorium, dan di Ambarukmo Plaza bernama DPRD (Djawatan Pelayanan Resmi Dagadu). Sebelumnya Dagadu juga memiliki gerai statis di Pakuningratan yang bernama Posyandu (Pos Pelayanan Dagadu). Gerai mobil Unit Layanan Cepat (ULC) untuk melayani permintaan khusus. Sementara gerai maya disebut dengan Pesawat yang merupakan singkatan dari pesanan lewat kawat. Sementara ini, gerai statis di Ambarukmo Plaza ditutup untuk kemudian disiapkan konsep dan nama baru.

2.      Tom’s Silver
Tidak berhenti pada ekspor produk saja, mulai tahun 1985 Tom’s Silver meraih penghargaan dari Trade Leader Club. Selanjutnya, bekerja sama dengan biro perjalanan luar negeri, Sutomo menjadikan bengkel dan tokonya sebagai ajang wisata belanja.

d.      Manfaat Perusahaan
Dalam kegiatan usahanya, PT Dagadu dan Tom’s silver sangat membantu memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat pada khususnya dan Negara pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
  1. Bagi pemerintah:
  • Memberikan tambahan pemasukan negara, dalam hal ini barang yang di ekspor akan memberikan devisa bagi negara.
  • Membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran.
  1. Bagi masyarakat:
  • Membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
  • Memberikan lapangan pekerjaan, yang dapat digunakan masyarakat sabagai sumber mata pencarian hidupnya



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kunjungan ke PT DAGADU dan  perusahaan perak Tom’s Silver yang kami lakukan memberi manfaat sbb :
1.      Memperoleh pengetahuan tentang budaya budaya jogja yang menginspirasi perusahaan Dagadu untuk menuangkannya ke dalam sablonan kaos.
  1. Memperoleh pengetahuan tentang barang-barang  kerajinan perak yang kami dapatkan dari hasil wawancara terhadap karyawan Tom’s silver dan hasil dari pengamatan langsung yang kami lakukan.
  2. Memberi Inspirasi kepada kami sebagai mahasiswa informatika untuk membuat desain yang bertemakan tentang budaya daerah.
  3. Memberi inspirasi kepada kami untuk membuka usaha serupa karena barang-barang dari perak memiliki harga jual yang tinggi sehingga keuntungan yang di dapat akan tinggi pula
  4. Sebagai sarana rekreasi bagi kami maupun wisatawan lainnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar